Ijazah oh Ijazah

Posting Komentar

Takut Masa Depan Anak karena Tidak Mendapatkan Ijazah

Takut Masa Depan Anak karena Tidak Mendapatkan Ijazah

Pertanyaan:

Tolong minta nasehat untuk kami, di mana kami masih dalam keadaan khawatir kalau anak-anak kami tidak mendapatkan ijazah.. Na'am.. Dan senantiasa kami takut tidak punya skill, anak-anak kita tidak punya skill dalam bidang tertentu.

Dijawab oleh Al-Ustadz Luqman Ba'abduh hafizhahullah:

Nasehat yang pertama adalah

BERTAWAKAL KEPADA ALLAH

Jika anak antum menjadi anak yang shalih, yang berilmu dan bisa memberikan ilmu yang bermanfaat untuk ummat, maka antum akan mendapatkan percikan ganjaran dan pahalanya sampai hari kiamat sekalipun antum telah wafat. Karena antum berandil, berperan untuk menjadikan anak ini dengan izin Allah menjadi anak yang shalih dan berilmu, na'am..

Masalah skill...

Berapa banyak ulama yang tidak memiliki skill. Mayoritas ulama tidak punya skill tapi yaa hidup, alhamdulillah..
Asy Syaikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullah punya skill apa?? Enggak ada!! Tapi hidupnya, dunia beliau injak dengan kakinya, kalau dihitung gaji, mungkin gaji para mentri dan presiden masih di bawah beliau. Shadaqah dan infak yang masuk dari para donatur, para tujjar konglomerat-konglomerat besar untuk beliau buaaanyaak sekali... miliaran kalau dihitung dengan uang rupiah dalam sebulannya.

Tapi subhanallah meninggal dunia dalam kedaan masih meninggalkan hutang, bajunya banyak yang robek dan dijahit. Kenapa?? Karena uang itu tidak pernah netep di rumahnya. Uang yang banyak itu, dari donatur-donatur. Kalau di sinikan paling juragan kebon karet, kan githu... Di sana saudagar-saudagar besar yang cinta pada Asy Syaikh Abdul Aziz bin Baz, senang dan menshadaqah dan menginfakkan. Tapi yaa subhanallah ke manakah uang-uang itu?? Dikirim ke pondok-pondok pesantren di berbagai negara.

Ada seorang datang ke Syaikh bin Baz dari Pakistan, dari Bangladesh 'yaa Syaikh, Ummi sakit butuh kerumah sakit, yaa Syaikh'
Diberi uang, "nih 10.000 real" (uang kita 30 juta)... Gak repot-repot.

Suatu malam Syaikh Abdul Aziz bin Baz shalat malam, tiba-tiba ada orang masuk ke rumahnya... Pencuri... Subhanallah tertangkap si pencuri ini, dilaporkanlah pada Syaikh Bin Baz. Ketika itu dia mendapati Syaikh bin Baz sedang shalat malam. Subhanallah... ketika berjumpa, Syaikh Bin Baz mengingatkan, "nanti siang ba'da shalat Jum'at kamu datang ke sini yaa"...' Si pencuri ini tadi, maka datang pada waktu makan siang, diundang, dirumah Syaikh ternyata banyak undangan, orang-orang miskin kumpul dengan semua orang... Makan besar... Selesai makan, banyak antrian, si pencuri ini (ditanya), 'mengapa engkau mencuri?'
'Syaikh, ibu saya sakit. Saya membutuhkan uang untuk operasi ibu saya sebesar 7 ribu real saudi' (yakni sebesar 21 juta)
Kata Syaikh 'Na'am, jangan kamu ulangi lagi perbuatan ini. Ini uang 7 ribu real untuk operasi ibumu dan ini yang 7 ribu real untuk tiket kamu pulang.'

Subhanallah... Menjadi sebab hidayah.. Beliau tidak punya skill apa-apa.
Ilmu yang mengangkat derajat beliau.

Asy Syaikh Muqbil bin Hadi, apa yang beliau punya skill-nya?? Beliau berkebun, dan hasil kebunnya diberikan kepada para thallabah, untuk para murid, makannya mereka, ribuan thallabah dari penjuru dunia belajar dan makan. Kalau kita mengurus 5, 6 atau 7 anak kita kan? Asy Syaikh mengurus ribuan murid, belajar dan makan di sana, bahkan yang mutazawwijin diberi uang bulanan, tepung bulanan, gandum bulanan. Gak punya skilk apa-apa. Mana yang lebih kaya? Syaikh Muqbil atau gubernur??? Syaikh...

Dalam keadaan dunia datang, beliau tidak butuh..

Asy Syaikh Ibnu Utsaimin sama juga ceritanya. Syaikunna Rabi'  juga demikian..

☝๐Ÿป️ Maka dari itu, jangan kemudian kita bangkit semangat mendidik anak kita di pondok pesantren ketika kita mendengar para masyaikh seperti ini.. ✋๐ŸปJangan! Jangan sampai niat kita berubah.. Saya menyebutkan ini hanya sekedar menjawab syubhat yang kemungkinan masuk pada sebagian kita...
'Anak kita mau jadi apa, ustadz?', 'Mau makan apa?'
Alhamdulillaah Ustadz-Ustadz banyak yang tidak punya skill, dia berdagang, ada yang dagang madu, ada yang dagang herbal, ada yang berkebun... Alhamdulillah bisa makan... Barokah.

Adakah kehormatan yang lebih baik dari ini❓

Ataukah antum ingin anak antum memiliki ijazah, melamar pekerjaan sana, melamar pekerjaan sini? Diperintah sebagai pegawai? Pingin seperti itu??? Bisa memberikan antum mobil. Tapi tidak memberikan antum ilmu yang bermanfaat dan mendoakan antum ketika antum berada di liang kubur❓❓

Maka dari itu, SABAR ayyuhas salafiyyun..

SABAR.. CARI Ilmu Agama..

DIDIK ANAK antum di atas ilmu Diin..

Dan SABAR... Kita bukan orang pertama, bukan generasi pertama yang dituntut untuk bersabar di dalam menjalankan  SUNNAH. Telah berlalu generasi dan orang-orang besar, yang saya katakan kemarin dari pernyataan Syaikh Rabi', bahwa sampai orang-orang kafirpun di Eropa dan Amerika berbangga dengan hasil-hasil karya muhadditsin yang mereka simpan dan mereka jaga diruangan yang jauh dari debu. Mereka jaga di dalam ruangan-ruangan berkaca, sementara para penulisnya sudah wafat. Mereka miskin para penulis itu dulu... Fakir...

Tapi menjadi orang besar di dunia ini dan di sisi Allah. In sya Allahu ta'ala

Alhamdulillah ditranskrip pada hari Jum'at, 22 Rabiuts tsani 1438H
Whatsapp: ๐ŸŒนsyarhus sunnah lin nisaa`
Channel Telegram:
http://bit.ly/syarhussunnahlinnisa

*) Judul dari kami

Related Posts

Posting Komentar