Ketika Tentara Allah Berjihad di Tanah Persia - Bagian 2

Posting Komentar

BOBOLNYA BENTENG KOKOH NAHAWAND



Panglima tertinggi ada di tangan Al fairu-zan yang bergelar Dzul Hajib. Sekian kelompok, kabilah, suku, dan kumpulan prajurit persia yang datang dengan latar belakang berbeda itu dipersatukan secara semu dibawah sebuah kesepakatan dan perjanjian. Inilah kata mereka!

"Sungguh, Muhammad yang diutus untuk bangsa Arab tidak pernah mengusik negeri kita. Abu Bakar yang menggantikan juga tidak pernah mengganggu negeri kita. Tapi Umar bin Khaththab,karena masa berkuasanya cukup lama,ia menghina kehormatan kita dan mulai merampas negeri kita. Itu masih belum cukup juga sampai ia menguasai ibukota negeri kita dan mengambil istana raja. Umar tidak akan pernah puas sebelum benar-benar mengusir kita dari negeri kita sendiri"

Dengan kata-kata diatas yang kemudian ditulis,seluruh bagian dari pasukan persia sepakat untuk menyerang basrah dan kufah lalu bergerak ke Madinah untuk menghadapi Umar.

Mereka bersikap angkuh karena terkagum-kagum sendiri dengan jumlah pasukan dan persenjataan yang berhasil dihimpun. Hanya saja mereka belum dan tidak pernah sadar bahwa jumlah besar bukanlah alasan mundur bagi umat Islam.  Bagaimana reaksi umat Islam?

Sepucuk surat yang dibawa seorang kurir bernama qariib bin zhafar sampai di tangan Umar bin kaththab radhiyallahu 'anhu Gubernur kufah,Abdullah bin Abdillah bin 'ithban,menyampaikan informasi terrkini tentang pasukan persia, manuver dan pergerakannya. Rekomendasi yang diberikan, berdasarkan data dan fakta dilapangan,adalah mendahului aksi menyerang sebelum diserang. Demi maslahat umat Islam.

Sempat Umar radhiyallahu 'anhu  bertanya pada kurir surat tentang namanya"namaku qariib",jawabnya. Putra dari zhafar",berikutnya menjawab ketika Umar bertanya tentang ayahnya. Secara bahasa, qariib artinya dekat dan zhafar bermakna kemenangan. Umar lalu berfikir positif dengan menyatakan, "zhafarun qariibun" . Kemenangan semakin dekat.

Ketika waktu Shalat telah tiba, Umar bin kaththab memerintahkan agar kaum Muslimin berkumpul karena beliau hendak menyampaikan sebuah pidato. Orang pertama yang masuk Masjid adalah Sa'ad bin Abi Waqqash radhiyallahu 'anhu. Kembali lagi Umar berpikir positif karena Sa'ad artinya keberuntungan .

"Sungguh hari ini merupakan pembuka untuk hari-hari kedepan. Ketahuilah! Aku telah bertekad unruk menunaikan sebuah tugas besar,  maka dengarlah, penuhilah, dan bergegaslah! *Jangan kalian berselisih karena hal itu akan membuat lemah dan kekuatan kalian akan hilang!* Aku telah bertekad untuk maju bersama prajurit-prajurit Islam yang berada didepanku sampai tiba di suatu tempat antara bashrah dan kufah. Lantas aku akan instruksikan kaum Muslimin untuk berangkat berperang, hingga Allah Ta'ala memberi kemenangan kepada kita,dan aku bersama turut dengan mereka"

Demikian isi pidato Umar bin kaththab radhiyallahu 'anhu.
Pidato tersebut langsung ditanggapi oleh tokoh-tokoh besar para sahabat. Tercatat disana turut berpendapat adalah Utsman,Ali, Thalhah,Zubair, dan Abdurrahman bin Auf radhiyallahu 'anhum.

Semuanya sependapat agar Umar tetap berada di Madinah dan tidak perlu langsung terjun di medan tempur. Sebagai gantinya, Umar disarankan untuk memberangkatkan pasukan Islam.

Sempat terjadi diskusi diantara mereka. Walaupun akhirnya disepakati agar Umar memerintahkan dua pertiga kekuatan kufah didukung oleh pasukan basrah untuk menyambut pasukan persia di Nahawand. Usulan agar pasukan syam dilibatkan tidak disepakati. Alasannya untuk berjaga-jaga dari serangan romawi. Juga usulan agar pasukan yaman disertakan tidak disetujui,sebagai langkah berhati-hati dari serangan habasyah.

Untuk mengangkat panglima tertinggi, Umar meminta masukan dari Al Abbas bin Abdul muthalib radhiyallahu 'anhu. Namun Umar meminta dipilihkan seorang panglima dari negeri irak karena lokasi pertempuran akan terjadi didaerah sekitar irak. Al Abbas mengembalikan pendapatnya kepada Umar. Setelah Umar menyebut nama An Nu'man bin Muqarrin, Al Abbas sependapat dan mendukung.

Umar segera bersurat kepada Hudzaifah ibnul yaman radhiyallahu 'anhu, pimpinan kufah untuk menggerakkan pasukannya agar bergabung dengan pasukan An Nu'man. Surat juga ditujukan kepada Abu Musa al Asy'ari radhiyallahu 'anhu, pemimpin bashrah untuk melakukan hal yang sama. Bergabung dan tunduk pada komando An Nu'man bin Muqarrin Lokasi pertemuan seluruh pasukan juga Umar yang menentukan.

Berhimpun sudah pasukan-pasukan tersebut.ada kurang lebih 30.000 prajurit yang akan menghadapi kekuatan berjumlah 150.000 personil.
Sejumlah sahabat turut bergabung seperti Abdullah bin Umar, Al Mughirah bin Syu'bah,Al Qa'qa bin amr, Jarir bin Abdillah al Bajali, Amr bin Ma'dikarib, Thulaihah bin khuwailid al Asadi, Qais bin Maksyuh dan lainnya Radhiyallahu Ta'ala 'anhum ajmain.

Bersambung

🌈@LilHuda🌈
πŸ”»πŸ”»πŸ”»πŸ”»πŸ”»
πŸ“¬Telegram Ahkam, Tanya jawab
πŸ“² tlgrm.me/LilHuda
πŸ’ˆ-------------------(🌈LIlHuda🌈)-------------------πŸ’ˆ

Related Posts

Posting Komentar